Cara Penilaian Baik
dan Buruk :
Berikut menurut saya cara
penilaian baik dan benar menurut ajaran agama, adat istiadat, kebahagian ,
bisikan hati, evolusi, utilitarisme, marxisme,
eudaemonisme, pragmatisme, dan komunisme.
- Menurut Ajaran Agama
Didalam ajaran agama
perbuatan baik adalah perbuatan yang sesuai dengan ajaran dan kehendak Tuhan,
kalau perbuatan buruk, perbuatan yang tidak sesuain dengan ajaran dan kehendak
Tuhan.
- Menurut Adat Istiadat
Di Indonesia banyak
terdapat macam – macam adat dan banyak juga perbedaan setiap adat tersebut,
penilaian baik dan buruk masyarakat cukup berbeda – beda, belum tentu yang
dikatakan baik oleh masyarakat daerah 1 dapat diterima oleh masyarakat adat
yang lain. Dan setiap generasi akan diajarkan sesuai dengan adat istiadat
masing-masing.
- Menurut Kebahagiaan
Terdapat paham yang mendeskripsikan cara
penilaian baik dan buruk menurut kebahagiaan ini, yaitu “Tingkah laku
atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan/kelezatan”. Ada tiga
sudut pandang dari paham ini, yaitu (1) egostik hedonism (hedonisme
individualistic) yang menilai bahwa jika suatu keputusan baik bagi pribadinya
maka disebut baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka itulah
yang buruk; (2) rationalistic hedonism (hedonisme rasional) yang berpendapat
bahwa kebahagian atau kelezatan individu itu haruslah berdasarkan pertimbangan
akal sehat; dan (3) universalistic hedonism yang menyatakan bahwa yang menjadi
tolok ukur apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah mengacu kepada akibat
perbuatan itu melahirkan kesenangan atau kebahagiaan kepada seluruh makhluk.
- Menurut Bisikan Hati
Penilaian menurut Bisikan
Hati yaitu penilaian yang berdasarkan kekuatan batin tanpa terlebih dahulu
melihat dampak yang ditimbulkan perbuatan bisikan hati tersebut. ). Tujuan utama dari aliran ini adalah keutamaan, keunggulan,
keistimewaan yang dapat juga diartikan sebagai kebaikan budi pekerti..
- Menurut Evolusi
Penilaian baik dan buruk menurut
evolusi, dengan mengadopsi teori Darwin dan Alexander. Mengungkapkan bahwa
nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di alam ini, dan nilai moral yang
bertahanlah (tetap) yang dikatakan dengan baik, dan nilai-nilai yang tidak
bertahan (kalah dengan perjuangan antar-nilai) dipandang sebagai buruk. Dengan demikian paham ini
berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu (secara
berangsur-angsur) mengalami perubahan yaitu berkembang menuju ke arah
kesempurnaan
- Menurut Utilitarisme
Penilaian baik dan buruk
menurut utilitarisme, berdasarkan tindakan yang dilakukan baik dan buruk. Tingkah laku yang baik adalah yang menghasilkan akibat-akibat baik
sebanyak mungkin dibandingkan dengan akibat-akibat terburuknya. Setiap tindakan
manusia harus selalu dipikirkan, apa akibat dari tindakannya tersebut bagi
dirinya maupun orang lain dan masyarakat. Dengan tujuan mempunyai tanggung jawab terhadap orang yang melakukan suatu
tindakan yang berdampak baik atau buruk.
- Menurut Marxisme
Penilaian baik dan buruk
menurut marxisme berdasarkan segala sesuatu yang dikuasi oleh keadaan material.Paham ini memegang motto “segala jalan dapat dibenarkan asalkan saja jalan tersebut ditempuh
untuk mencapai suatu tujuan”. Jadi, apapun dapat dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar
kepada tujuan.
- Menurut Eudaemonisme
Penilaian baik dan buruk
menurut Eudaemonisme, berdasarkan kebahgian bagi diri sendiri dan kebahagian
orang lain. 4 hal yang diperlukan untuk mencapai paham ini yaitu : 1.
Kesehatan, kebebasan, kemerdekaan, kekayaan dan kekuasaan, 2. Kemauan, 3.
Perbuatan baik dan 4. Pengetahuan batiniah
- Menurut Pragmatisme
Penilaian baik dan buruk
menurut pragmatisme, paham ini berdasarkan pada hal – hal yang berguna bagi
diri sendiri, baik yang bersifat moral maupun material. Penganut paham ini
tidak mengenal kebenaran, karena kebenaran hanya bersifat abstrak dalam dunia
empiris.
- Menurut Komunisme
Penilaian baik dan buruk menurut
komunisme, berdasarkan pada komuni, dimana komunis memegang sifat hakiki
manusian yang baik dan jujur, tapi banyak perbedaan berdasarkan fakta, komunis
menghasut dan membiarkan sifat jahat manusia untuk memperkuat suatu kekuasaan.
Sumber URL:
0 komentar:
Posting Komentar