Manusia dan Harapan


Manusia dan Harapan

Setiap individu pasti memiliki harapan. Dan berhasil atau tidaknya harapan orang itu ditentukan oleh usahanya sendiri. Harapan harus didasarkan pada kepercayaan. Baik pada diri sendiri,maupun kepercayaan terhadap Tuhan YME.  Diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan tekun untuk mencapatnya. Jika dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan bias diartikan sebagai sesuatu yang tidak terlalu “muluk”. Namun keduanya sama-sama nenyangkut dalam hal keinginan untuk masa depan yang lebih baik.

Jika kita membahas soal “harapan”, mengingatkan saya dengan Hirerarki Kebutuhan Manusia menurut Abraham Maslow….

Abraham maslow adalah (bapak psikologi humanistik) yang menciptakan “teori motivasi” terdapat hirerarki kebutuhan manusia. Yaitu:
  1. Kebutuhan fisiologis
  2. Kebutuhan akan rasa aman
  3. Kebutuhan rasa cinta dan memiliki
  4. Kebutuhan atas penghargaan
  5. Kebutuhan aktiualisasi diri

Aktualisasi diri, ialah kebutuhan yang paling tinggi dari hirerarki kebutuhan maslow. Yakni, mengembangkan potensi manusia secara sepenuhnya. Namun menurut maslow, aktualisasi diri hanya mungkin jika kebutuhan dalam hirerarki yang lain sudah terpenuhi tentunya. Maslow mwngingatkan pada orang kebanyakan dari mereka berhenti menjadi dewasa sesudah mereka mengembangkan harga diri yang tinggi dan tidak menjadi individu yang teraktualisasi diri sepenuhnya.

 Studi Kasus 

Manusia dan harapan. Harapan bisa disebut juga adalah semacam doa. Ya, setiap manusia pasti mengharapkan yang ia inginkan. Semisal, mahasiswa yang berharap nilai IPK-nya memuaskan. Atau para pelajar yang berharap nilai UN-nya memuaskan juga. Atau para penonton yang menonton suatu pertandingan yang berharap tim yang didukungnya menang. Manusia sangat senang berharap, entah mengapa. Tetapi rata-rata ketika sudah berharap manusia tidak mau berusaha, belum tentu harapannya terkabul. Maka dari itulah, kita berharap atau berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, lalu kita lanjutkan dengan berusaha agar harapan itu tercapai.

0 komentar:

Posting Komentar